Agustus, sebagai bulan kemerdekaan, selalu disambut dengan meriah
oleh penduduk negeri ini. Begitu juga denganku. Aku selalu antusias menyambut
bulan Agustus tiba. Tapi, bukan karena bulan kemerdekaan, agustus adalah bulan spesial untuk pernikahan
kami.
Sebelas tahun lalu di bulan Agustus, Kami memutuskan untuk bersama
berbagi rasa dalam satu ikatan bernama pernikahan. Saat itu usiaku masih 20
tahun dan Dia masih 24 tahun. Menikah di usia muda tentu saja punya tantangan
tersendiri buat kami.
Beradaptasi dengan orang baru dalam kehidupan kita tentu bukan
perkara mudah. Pasti semua sepakat jika bakal ada banyak benturan selama proses
adaptasi. Apalagi bila dua manusia tersebut mempunyai karakter yang bertolak belakang
satu sama lain.
Memang benar bila dikatakan menikah itu ibarat memasuki
hutan belantara. Jika tidak memiliki bekal yang cukup dan peralatan yang
memadai, akan sulit bertahan di dalamnya. Sama dengan pernikahan kami. Bekal
kami mungkin masih terlalu sedikit saat memutuskan menikah muda.
Ada kelegaan tersendiri setiap memasuki bulan Agustus.
Artinya pernikahan kami masih diberi umur panjang. Kami mampu melewati hari
demi hari yang selalu penuh kejutan. Agustus tahun ini adalah agustus ke sebelas
buat kami. Ada haru saat menoleh ke belakang. Perjalanan yang kami tempuh sudah
sejauh ini.
Tak bisa dipungkiri hubungan dalam pernikahan ada pasang
surutnya seperti air laut. Namun, jika masing-masing mau mengingat kembali
tujuan awal pernikahan, maka badai sebesar apapun pasti bisa dilewati.
Air laut bisa pasang surut tapi rasanya tak bisa berubah, tetap asin
Sebelas tahun bersama cukup membuat masing-masing memahami
karakter masing-masing. Namun, masih terus belajar untuk saling memahami pasangan.
Kehadiran dua buah hati juga menjadi pe er tersendiri buat kami. Kami masih
harus terus belajar menjadi orang tua yang bisa mendidik anak-anak kami dengan
benar.
Doa tahun ini untuk
pernikahan kami sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak bertele-tele. Tidak
ada perayaan khusus juga. Kami hanya berharap semoga pernikahan kami bisa
melewati puluhan agustus lagi. Semoga masing-masing dari kami mampu menjadi
penyejuk hati untuk pasangannya.
Jika ditanya apa rahasianya bisa melewati tahun demi tahun,
pasti kami juga tak bisa menjawab. Karena setiap saat adalah proses belajar.
Belajar menjadi pribadi yang menuntun bukan menuntut, belajar menjadi tempat
yang nyaman untuk pasangan, dan belajar beradaptasi dengan perubahan.
Learning by doing itu mendebarkan sekaligus melelahkan. Jadi, buat kaum single di luar sana, perbanyaklah mencari bekal sebelum menikah.
Meskipun kondisi di lapangan tidak sama persis dengan teori dalam buku-buku
pernikahan, tapi setidaknya teori bisa menjadi lampion dalam kegelapan.
Komentar
Posting Komentar