3 Permintaan Anak TK yang Tak Mudah Diwujudkan- Anak usia TK masih memiliki keinginan tanpa batas. Berbeda dengan orang dewasa yang lebih banyak berpikir ketika menginginkan sesuatu. Anak-anak yang masih polos tersebut tak jarang menginginkan hal sederhana namun tidak mudah diwujudkan oleh orang tuanya. Sama halnya yang dialami adik Gia. Sebagai orang tua, tentu saja kami harus belajar lebih bijak menyikapi keinginan si kecil. Ada beberapa pertimbangan permintaan tersebut tidak bisa dikabulkan.
Menjual Mobil untuk Membeli Bunny
Gia, bocah yang masih duduk di TK A mempunyai ide menukar mobil kami dengan seekor kelinci lucu setelah menanyakan keberadaan salah satu smartphone bunda. Dia mencari smartphone bunda yang biasa dipinjamkan kepadanya. Bunda memberi penjelasan bahwa smartphone tersebut sudah dijual untuk dibelikan tablet yang layarnya lebih besar.
Keesokan harinya Gia memperlihatkan video seekor bunny lucu dan meminta ayah untuk menjual mobilnya agar bisa membeli bunny. Kami yang mendengar permintaan tersebut tentu saja tak bisa menahan tawa. Si kecil yang masih berusia 5 tahun ingin meniru cara bunda, menjual barang lama untuk mendapatkan barang baru.
Meskipun tidak menjual mobil seperti permintaan Gia, kami akhirnya mengabulkan keinginannya memelihara seekor kelinci hias yang imut. Jujur, ini adalah hewan peliharaan pertama keluarga kami. Bunda yang awalnya menolak kehadiran si bunny karena tak mau menambah kerempongan, akhirnya luluh melihat tingkah lucunya di dalam kandang.
Dijemput Sekolah oleh Ayah
Ini adalah permintaan sederhana anak TK yang tak mudah diwujudkan. Gia sebenarnya sudah tahu kalau ayah sudah berangkat kerja jam 6 pagi dan baru pulang sore hari. Sementara Gia sekolah dari jam 7-9 pagi. Tentu saja ayah tidak bisa mengantar atau pun menjemput si adik ke sekolah.
Tapi melihat temannya dijemput ayahnya ke sekolah, kadang drama juga ingin dijemput ayah. Pernah ngambek tidak mau berangkat sekolah karena sudah tahu jika pulang sekolah dijemput bunda, bukan ayah. Ternyata tidak hanya Gia yang ingin diantar jemput ke sekolah oleh ayah. Beberapa temannya di sekolah juga menginginkan hal yang sama.
BACA JUGA : Ketika Anak Tak Mau Menuruti Perintah Guru
Minta Adik Bayi
Suatu hari Gia menangis meminta adik bayi kepada bunda. Semakin ditolak permintaannya, tangisnya semakin kencang. Ayah spontan memberi saran kepadanya agar membeli adik di mini market dekat rumah. Sambil terisak si bocah berkata,
“ Aku sudah mencari adik bayi di rak susu tapi tidak ada.”
Gia memberi jawaban serius tapi jawaban Gia justru membuat kami tak bisa menahan tawa. Tanpa diminta, dia sudah berinisiatif mencari adik di mini market. Memang sehari sebelumnya kami mengajak Gia ke mini market dekat rumah namun tidak menyangka jika saat itu dia Ingin menemukan adik bayi di deretan rak susu.
Keinginan kuat Gia ingin memiliki adik ternyata bukan tanpa alasan. Saat mengambil rapor Gia awal bulan Januari, Bu guru bercerita bahwa Gia mengetahui beberapa teman di kelas memiliki adik. Bahkan, Ada salah satu adik temannya ikut pembelajaran di kelas. Sedangkan Gia tidak punya adik di rumah.
Tekad Gia memiliki adik bayi begitu kuat. Kami sudah berusaha memberikan pengertian dan mengalihkan topik agar dia tidak meminta adik bayi lagi. Termasuk melakukan video call kepada adik rara, anak om anang yang masih berusia1 tahun. Tapi dia tetap tantrum. Hehehe
Kami sadar jika Gia berbeda dengan kakaknya. JIka sudah memiliki keinginan, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Tentu saja usaha yang dilakukan tetap pada batasan anak usia 5 tahun. Sebagai orang tua, kami mengapresiasi usaha si bocah. Namun, tidak semua keinginan anak harus dituruti. Apalagi meminta adik bayi. Kami menganggap dia belum siap menerima kehadiran seorang adik.
Itulah keinginan anak usia TK yang terlihat sederhana namun tak mudah untuk diwujudkan. Apakah punya pengalaman yang sama sebagai orang tua? Share yuk!
Komentar
Posting Komentar